Follow me on Twitter and My Blog ツ

Rabu, 20 Februari 2013

Curug Cilember, Bogor

17 Februari, yaps hari libur ini kami sudah berniat untuk mecoba mengunjungi tempat baru, tempatnya sih gak asing cuma ane aja yang belom pernah kesini.

Memulai dengan menyiapkan bekal, kemudian kami bergegas agar tak kesiangan sampai disana.

Pukul 07.00 kami berangkat dari rumah, sejenak mengisi bahan bakar di SPBU agar perjalanan kami lancar dan tak berhenti-henti lagi.

Hati pun riang dan tak sabar sampai di tempat tujuan. Tapi hari ini tak seperti waktu kami berangkat ke bogor kemarin-kemarin. Walau hari masih pagi tapi kondisi kendaraan di jalan sudah ramai.

Akhirnya kami sampai di kota Bogor pukul 10.30, siang memang. Hal ini dikarenakan pasca hujan yang membuat jalanan jadi becek dan licin, maka kendaraan pun berjalan pelan bergantian agar tak terpeleset atau jatuh.

Karena belum sarapan, kami pun mencari sarapan dulu. Pengen nyoba nih soto mie dari daerah asalnya gimana, enak kali ya buat kami breakfast, disamping udara bogor dingin lumayan untuk menghangatkan perut.

Setelah kenyang kami pun melanjutkan perjalanan ke atas. Macet pun sudah pasti dan tidak bisa dihindarkan apalagi waktu sudah beranjak terik, tapi kami tak pantang menyerah. Hihihi.

Karena belum pernah ke tempat tujuan kami kali ini dan di samping itu juga posisi curug ini yang masih masuk-masuk gang, kami pun sempat bingung dan sempat salah gang masuk. Akhirnya setelah nanya, kami pun menuju gang masuk yang ditunjukkan. Kami pun turun ke bawah, tapi sebelumnya harus isi BBM lagi, menuju SPBU pun turun cukup jauh. Setelah full tank, lanjuuut!.

Setelah melalui kondisi jalan yang naik turun, kami pun sampai di tempat tujuan, yakni Curug Cilember.

Setelah pakrir kendaraan kami pun menuju loket untuk membeli tiket masuk.
Ternayata harga tiket masuknya sudah naik 2 kali lipat, yang tadinya 6 ribu rupiah.
 Kami pun mulai menikmati suasana yang asri dan udaranya yang segar sekali, hmm hati pun terasa damai dibuatnya.

Mengikuti petunjuk arah menuju curug 7, sembari mengabadikan foto kami berdua di tempat yang baru kami kunjungi ini.
Setelah beberapa menit berjalan, sampailah kami di curug 7, ternyata sudah banyak pengunjung yang memadati air terjun yang tak terlalau tinggi ini. Karena kami fikir sudah cukup menikmati tingkatan air terjun yang paling rendah ini kami bergegas menanjak ke pancuran 5.

Dimulai dengan membaca basmallah kami pun mulai mendaki, jalanan yang menanjak dan agak licin membuat kami harus sangat berhati-hati, ditambah kanan-kiri dari jalan ini tidak ada pembatas.
Setelah beberapa kali berhenti sejenak, kami pun sampai di curug 5. Disini tak terlalu ramai seperti di bawah tadi, karena mungkin tak banyak yang mau untuk berjalan menanjak ke sini.

Kami pun mencoba mengambil gambar untuk kenang-kenangan. Baru kaki saja yang masuk rasanya kesegaran airnya membuat semua beban terbuang bersama aliran air. Tapi sayang sekali karena kami tak bisa mandi karena hanya membawa pakaian ganti untuk atasannya saja.

Selesai bermain air, suara perut mulai memanggil tanda ingin di isi. Mencari tempat yang nyaman untuk makan, kami pun membuka bekal kami. 2 potong roti beserta isi yang biasa disebut sandwich pun menemani lunch kami di siang hari yang dingin.
 
Sepertinya curug 4 boleh juga untuk dijelajahi, namun niat pun tak sepenuhnya ingin kesana. Setelah duduk-duduk sejenak kami pun memutuskan untuk turun saja karena kabut yang mulai turun membuat awan tak mamapu menahan tetesan air yang turun.
Setelah melalui gerimis dan jalan yang tambah licin kami pun sampai di bawah, hujan bertambah deras menemani langkah kami menuju pintu keluar.
 Sebelum kami keluar dan sambil berteduh melihat penjual cindera mata kami pun tertarik membeli. Sepasang gelang rajut dari benang seharga Rp. 5.000,-

Berjalan sedikit meninggalkan penjual aksesoris kami sejenak menghampiri kali kecil yang berasal dari curug di atas. Merendam kaki dan berfoto-foto sebentar ^^.
 Lalu kami pun bergegas menuju tempat parkir karena hujan yang semakin deras. Setelah jas ujan melekat di badan, kami pun turun.
 

Selanjutnya perjalan kami pun diteruskan ke puncak Ciawi.

Harga Masuk pertanggal 17-02-2013:

Tiket masuk Rp. 12.000/ org
Parkir motor + titip helm Rp. 10.000 

Kamis, 07 Februari 2013

Kreasi Sponge Cake: Nangka Sponge

Bosan dengan rasa kue sponge yang gitu - gitu aja ? Di samping karena tugas kuliah, praktek membuat kreasi baru dari kue bertekstur lembut ini pun menjadi variasi baru yang patut dicoba. Manisnya buah Nangka yang khas, serta aromanya yang menggugah selera pun menjadikan resep nangka sponge ini tambah nikmat.

Berikut cara membuat Nangka (Jackfruit) Sponge..  
Selamat Mencoba ^0^
 

Bahan:

a. 250 g Telur
b. 200 g Gula Kastor
c. 1 g Garam
d. 10 g Emulsifier
f. 120 g Tepung terigu rendah protein 
g. 1,5 g Baking soda
h. 300 g Nangka
i. 40 g Susu cair
j. 1,5 g Vanilla essence
k. 30 g Butter

Cara membuat:
1. Kocok bahan a, b, c, d dengan kecepatan tinggi hingga mengembang.
2. Ayak bahan f, g, h, kemudian masukkan ke dalam adonan di atas secara bertahap dengan menggunakan spatula hingga tercampur rata.
3.  Masukkan bahan i, j ke dalam adonan secara bertahap dengan menggunakan spatula hingga tercampur rata.
4. Masukkan bahan k secara bertahap hingga tercampur rata.
5. Tuangkan ke dalam loyang sponge
6. Bakar dengan suhu 180 derajat C selama 25 menit



Nb:
- Hati - hati dalam menggunakan cairan, sebab berlebihan cairan mengakibatkan kue akan basah dan sulit mengembang.
- Jika terdapat kesalahan, saran, atau kritik dalam resep silahkan Anda kemukakan di dalam kotak komentar, agar penulis bisa mengevaluasi kesalahan yang ada.


Selasa, 01 Januari 2013

Berlibur Bersama Saat Long Weekend

Libur 4 hari menjelang pergantian tahun merupakan kesempatan emas bagi saya dan suami untuk menikmati suasana bersama. Awalnya sempat bingung ingin berlibur kemana? Tapi setelah kita mencari-cari tempat yang asyik dan sesuai budget akhirnya kita setuju untuk ke Bandung saja, selain belum pernah kesana bersama sang suami, udaranya yang sejuk kami harapkan dapat dapat membuat pikiran fresh dan energi full kembali.

Setelah perbekalan kami sudah siap di atas motor, kami pun bergegas berangkat. Pukul 09.00 WIB roda motor kami pun sudah mulai berputar.

Karena saya menggunakan kendaraan roda 2 dan rumah saya yang berada di kota Tangerang, maka perjalanan ke Bandung saya tempuh dengan melalui kota Bogor (puncak).

Awal perjalanan kami mulai dari Tangerang kota menuju arah Serpong, dari Serpong itu jalannya luruuus terus, sampe bertemu pertigaan ambil kanan, soalnya kalau lurus itu arak ke Pamulang. Ketika jalan di sini dapat kita lihat di sebelah kanan jalan terlihat sekolah MAN Insan Cendekia (saya pernah tes di situ, tapi sayangnya kurang beruntung hehe) dan disebelah kirinya ada Taman Kota 2. Nah tidak lama kita akan dihadapkan pada pertigaan lagi, kita ambil kiri.
Setelah beberapa lama kita melajukan kendaraan nanti kita akan bertemu dengan perempatan, nah ke arah bogor itu bisa belok kiri (Bogor via Parung) atau ambil yang lurus (Bogor via Ciseeng), tapi saya biasa ambil yang lurus karena lewat parung tuh terasa jauh.

Dari situ lurus saja, + 30 menit perjalanan sampailah di jalan utama, kita ambil kanan, dari situ lurus saja dan tak usah khawatir, nanti pun akan ada petunjuk jalan yang jelas.

Baru saja sampai lampu merah pertama, kepadatan kendaraan sudah dapat dirasakan, karena kami berangkat siang maka panas pun tak dapat dihindarkan. Jalan pun sudah mulai menanjak, menandakan puncak pun sudah kian dekat. Ramai sekali suasana menuju puncak waktu itu sehingga antrian kendaraan roda 4 pun tak dapat terhindarkan, tapi itu semua tak termasuk buat kami, karena menggunakan roda 2 jadi bisa menghindari antrian tersebut.

Berliku-liku jalan yang kami lewati ditambah segarnya udara yang kami hirup, kami pun sudah masuk di kabupaten Cianjur. Karena sudah cukup lelah kami beristirahat sejenak di SPBU, menikmati bekal yang kami bawaa dan menunaikan sholat Dzuhur. Setelah selesai kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Melewati kota ini kami disuguhkan pemandangan yang sangat menghijaukan mata, kanan kiri sawah, gunun. Agak lama berjalan pun dikanan kiri jalan banyak kios-kios yang menjual oleh-oleh khas kota ini.

Setelah beberapa jam berjalan kami pun kembali disuguhkan pemandangan gunung, di daerah Cipatat tapi bedanya gunung ini sedikit botak, karena penambangan gnanit warga sekitar.
Akhirnya kami sampai juga di pusat kota. Menikmati secangkir teh sambil melihat hilir mudik kendaraan pun asyik juga disamping badan kami yang sudah agak lelah. Disini kami telah memasuki wilayah Padalarang.
Menurut pemilik warung, perjalanan ke kota Bangdung sekitar 1 jam lagi.
Lalu akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan.

Setelah beberapa lama kami berjalanan dan matahari pun telah terbenam kami berhenti untuk sholat Maghrib.

Setelah sholat kami pun keliling-keliling kota Bandung sebentar.

Adzan Isya pun berkumandang dan kami pun kembali berhenti untuk sholat.

Malam pun kian larut dan kami pun sudah cukup capek dengan perjalanan kami tadi, bersyukur di Bandung ini kami mempunyai saudara, jadi kami bermalam di sana.

Dan inilah suasana malam di kota Bandung yang dilihat dari atas fly over. 

Karena belum pernah ke rumah mas Bajuri (saudara sepupu kami) kami nyasar sampai kemana-kemana. Tapi Alhamdulillah setelah lama mencari rumahnya ketemu juga.
...

Bunyi ayam jantan pun membangunkan kami dari tidur lelap, kami pun bergegas mengambil air wudhu dan sholat subuh.
Karena matahari sudah mulai terbit bergegaslah kami mandi, eh ternyata airnya gak sedingin yang saya kira :D.

Setelah perut kami terisi dan ngobrol santai dengan pemilik rumah tersebut, kami pun pamit untuk pulang.
Kami pun tak langsung pulang ke Tangerang karena kami tak mau melewati kesempatan untuk mengelilingi kota kembang ini.

Walau tanggal 31 januari mayoritas pekerja di tempat kami diliburkan tapi tidk disini, karena banyak warga yang masih berangkat kerja.

Dan inilah beberapa hasil jepretan dari kamera Canon milik saya :).

Yang ini suasana di pusat kota kembang (Bandung).

Kepadatan kendaraan terasa saat berada di Jl. Suropati.

Ini dia yang disebut gedung sate yang biasanya kami hanya melihat di tivi.

Yang ini buat kenang-kenangan di depan gedung Gubernur Jawa Barat :d

 Kebetulan waktu itu sedang ada demo di depan gedung Gubernur, yang menolak penghapusan bahasa daerah pada kurikulum baru.

Setelah puas dan capek kita beekeliling kota ini, kami pun memutuskan untuk pulang.
Tadinya niat kami ingin berkunjung ke rumah pakde yang lama tidak pernah bertemu, tapi rumahnya yang tak kunjung ketemu akhirnya niat itu diurungkan.

Inilah gambar gunung yang granit yang sudah banyak dikeruk granitnya, di desa Cipatat, Kab. Bandung.

Sekitar pukul 4 atau 5 sore perjalanan kami sudah mau mencapai Puncak, dan sudah terlihat kabut yang amat tebal disana, udara pun sudah dingin sekali, ditambah hujan yang mengguyur wilayah sekitar.

Waktu sudah mendekati pukul 18.00 WIB dan kami pun sudah berada di puncak yang disana kabutnya sangat tebe, hujan, dingin dan ramai karena banyak orang yang mau merayakan pergantian tahun disana, tapi tidak bagi kami karena kami yang mau turun ke bawah.

Suasana di jalan ramai sekali, dan ketika kami sudah di bawah ternyata banyak orang yang ingin naik ke puncak. Suasana di BSD Serpong pun cukup ramai.

Pukul 00.00 WIB pun banyak bunyi menggelegar di udara, huh!.
Kami pun sampai rumah tepat pukul 01.30, rasa lelah yang sangat menghantui kami, sebelum tidur sejenak mengisi perut dengan macaroni yang kami beli sewaktu melintasi Bogor.

Dan kami bersyukur telah diberi banyak kenikmatan oleh Allah SWT atas pengalaman kemarin. Alhamdulillah sampai di rumah kembali dengan keadaan selamat ^.^.