Follow me on Twitter and My Blog ツ

Sabtu, 22 Desember 2012

Mudik Perdana Bersama Suami

Assalamu'alaikum . . .

9 hari setelah saya menikah telah masuk bulan Romadhon, dimana setiap muslim diwajibkan berpuasa. Inilah peran perdana saya menjadi seorang istri. Saya pun menikmati peran ini dimana pernikahan kami yang sedang hangat-hangatnya :).

Dan tibalah saat yang paling ditunggu umat muslim seluruh dunia. Yaitu datangnya hari kemenangan, dimana kita semua kembali suci bak bayi baru lahir. Ialah hari raya idul fitri 1433 H.T
Pada lebaran tahun ini pun kami sudah berencara untuk pulang ke kampung halaman suami di Purbalingga, Jawa Tengah.

Disini kami tidak merencanakan naik bus atau kereta api, melaikan kami pergi dengan menggunakan motor. Alasan kami naik motor yang pertama yakni saya ingin merasakan gimana rasanya pulang kampung naik kendaraan roda 2 tersebut, dan yang kedua biar kami disana bisa jalan-jalan karena disana tak ada kendaraan yang dapat kami pakai jalan-jalan.

Seminggu sebelum keberangkatan kami sudah menyiapkan keperluan yang akan kami bawa. Hati senang menantikan hari itu tiba.

Ketika semua sudah siap dan ditata sedemekian rupa di atas motor, kami pun pergi pamitan dulu ke rumah kakak (ipar) yang rumahnya tak jauh dari rumah saya, mbak Hita namanya.
Setelah beberapa menit kami pun palit pulang agar berangkat tak kemalaman.

Hati pun sudah berdebar karena saatnya sudah tiba. Setelah berpamitan kepada orang tua, kami pun berdoa lalu kemudian berangkat. kami berangkat pada hari Kamis, 16 Agustus pukul 21.00

Ketika sudah sampai di jalan raya, ternyata sudah banyak kendaraan yang telat memadati jalan yang dominan dipadati kendaraan roda 2. Ternyata hari itu adalah puncaknya pulang kampung karena yang kebanyakan karyawan pabrik diliburkan pada hari itu.

Kendaraan mulai tersendat ketika telah memasuki daerah Bekasi, suasana yang ramai, asap kendaraan, serta panasnya udara tak menyurutkan kegembiraan kami untuk cepat sampai disana.

Sepanjang jalan padat dan macet sehingga kami tak bisa melajukan kendaan dengan kencang.
Ternyata kami sudah mulai kehabisan tenaga, terpaksa kami harus mencari rest area agar bisa mengembalikan tenaga yang telah terbuang.

Dan akhirnya kami pun istirahat di rest area tepatnya di daerah Karawang. Kami memakan bekal yang kami bawa dari rumah setelah kami menggelar tikar yang kami bawa. Agar energi kami kembali full, kami memutuskan untuk tidur sejenak.

Dan akhirnya tepat jam 04.00 subuh saya pun terbangun karena rasanya ingin sekali buang air kecil, karena pada waktu itu udara pun dingin. Setelah mendapatkan toilet umum dan setelah beberapa menit mengantri, kami pun segera melanjutkan perjalanan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00, kami pun berhenti sejenak dan setelah sholat kami pun melanjutkan perjalanan kembali.

Ternyata jalur arus balik untuk motor dialihkan melalui perkampungan warga yang kanan kirinya masih terdapat sawah yang hijau dan jalannya tak semulus jalan raaya pada umumnya, yaah namanya juga jalan kampung, masih tanah yang banyak batu-batunya. Tapi memang tak ada pilihan lain, kami pun harus tetap melalui jalan tersebut.

Ternyata hari pun sudah semakin terang, sang mentari pun sudah mulai menampakkan dirinya.
 Karena kami pun ingin beristirahat sambil menikmati indahnya sunrise, kami pun menepi ke pinggir dan membuat secangkir kopi.
Sungguh indah sekali pemandangan waktu itu, duduk dipinggir sawah, dan asyik melihat sunrise yang tak lupa di temani secangkir kopi hangat. Sungguh pada saat itu rasanya semua penat terbang hilang, rileks sekali :)

Setelah beberapa menit kami memanjakan diri, kami pun beranjak meninggalkan tempat tadi dan bergegas melanjutkan perjalanan.

Ketika sudah mulai siang.
Panasnya terik matahari ditambah debu dari jalanan yang asap kendaraan pun menambah penat kami pun harus kami lalui.

Dan lagi, kami pun harus istirat sejenak, kami pun akhirnya istirahat di sebuah sekolah SD yang kala itu muridnya sedang libur sehingga dijadikan rest area.
Setelah sudah hilang sejenak kecapaian kami pun jalan kembali.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 siang yang perut kami pun sudah demo untuk minta diisi. Setelah mendapatkan tempat yang nyaman, kami pun berhenti di salah satu rumah warga yang waktu itu rumahnya dijadikan tempat untuk peristirahatan. Kami kembali menyantap makanan yang masih ada.
Setelah selesai kami pun kembali jalan.

Berjam-jam kami melewati jalan yang sama, panas, berdebu dan berasap. Dan akhirnya setelah mengarungi jalan yang bgitu panjang dan melelahkan, pukul 14.00 kami pun menemui suatu masjid dan kami memutuskan untuk sholat dzuhur + beristirahat disitu untuk melepas penat dan kantuk.

Waktu sudah menunjuukan pukul 15.00, mau tak mau kami pun harus kembali menelusuri jalan yang panjang agar cepat bisa bertemu sanak saudara.
Tak beberapa lama perjalan kami dari masjid tadi akhirnya kami smpai di jalan raya pantura, pada awalnya macet seperti perjalanan yang tadi, tapi setelah beberapa kilo Alhamdulillah perjalanan pun akhirnya lancar, laju motor kami yang sejak kemaren tak bisa kencang karena padatnya kendaraan kini pun justru sebaliknya, saya lega dengan hal ini.

Beberapa jam perjalanan akhirnya matahari pun mau beranjak dari tempatnya, yang tandanya hari menjelang malam. Ketika itu kami sudah hampir sampai di kota Cirebon.

Kendaraan yang kami tumpangi pun tak pernah berjalan lambat, suami selalu memacu kendaraan dengan kencang.

Saat kami sudah lelah, kembali kami mencari tempat istirahat. Kami pun berhenti di warung pecel ayam. Karena mengantuk juga kami pun tertidur lumayan lama disitu. karena merasa sudah cukup tenaga yang kami dapat, kami pun berjalan kembali.

Nah, sejak dari sinilah kesabaran saya pun diuji, rasa ngantuk yang berlebih, pantat yang sudah mulai gak kuat panasnya, ditambah dingin yang begitupun membuat saya merasa tak kuat melanjutkan perjalanan. Tapi saya berusaha menahan karena perjalanan menuju rumah sudah tidak terlalu jauh.

Karena badan yang tak sudah mulai lemah kami pun berkali-kali berhenti untuk beristirahat walau tak begitu lama.
Setelah kami sudah sampai di Purwokerto, hati kami sudah begitu lega karena perjalanan yang tak jauh lagi.

Karena badan rasanya yang sudah tak karuan, perjalanan tetap terasa lama, ditambah lagi dinginnya angin yang berasal dari embun pagi karena waktu itu sudah pukul 3 pagi, walaupun saya yang sudah memakai jaket dobel tapi tetap saja dinginnya benar-benar menusuk tulang.

Ditemani dengan air mata saya pun mencoba menahan rasa sakit pantat saya yang sudah tidak kuat menahan.
Dan Alhamdulillah tepat pukul 04.00 pagi saya pun tiba di rumah ibu dan bapak, ketika itu yang pertama menyambut adalah mas Goto (alm.) suami dari mba Anjani (kakak sulung dari suami).

Dan akhirnya saya bergegas mandi dan makan saur karena waktu yang sudah mendekati adzan shubuh.

1 komentar:

  1. Nb. Pada pulang kampung ini saya menggunakan jalur pantura. Pulang kampung 2 tahun lagi saya berniat melalu jalur pantai selatan (lewat bandung ) ^_^

    BalasHapus